Rabu, 20 November 2019

ANTIHISTAMIN (KIMIA MEDISINAL)


ANTIHISTAMIN
DEFINISI ANTIHISTAMIN
            Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin. Histamin merupakan derivat amin dengan berat molekul rendah yang diproduksi dari L-histidine. Ada empat jenis reseptor histamin, namun yang dikenal secara luas hanya reseptor histamin H1 dan H2. Reseptor H1 ditemukan pada neuron, otot polos, epitel dan endotelium. Reseptor H2 ditemukan pada sel parietal mukosa lambung, otot polos, epitelium, endotelium, dan jantung. Sementara reseptor H3 dan H4 ditemukan dalam jumlah yang terbatas. Reseptor H3 terutama ditemukan pada neuron histaminergik, dan reseptor H4 ditemukan pada sum-sum tulan  g dan sel hematopoitik perifer(Sari dan Yenny,2018).
Image result for anti histamin

MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
Histamin bekerja  dalam menghilangkan gejala-gejala alergi dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan membran. Disini didapatkan 3 jenis reseptor histamin H1,H2 dan H3. Aktivitas reseptor H1 terdapat pada endotel dan sel otot polos,menyebabakan kontraksi otot polos,meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan sekresi mukus,serta sebagian dari efek tersebut mungkin diperantai oleh peningkatan cyclic guanosine monophosphate(cGMP) didalam sel. Reseptor H2 didapatkan pada mukosa lambung,sel otot jantung dan beberapa sel imun, yang menyebabkan sekresi asam lambung dan menurunkan cMGP. Reseptor H3 didapatkan dibeberapa daerah di otak mengurangi pelepasan transmite histamin,di kulit juga terdapat reseptor H3 yang merupakan autoreseptor, mengatur pelepasan dan sintesis histamin. Namun,peranan dalam menimbulkan gatal dan inflamasi masih belum jelas (Gunawan,2016).

PENGELOMPOKAN ANTIHISTAMIN
          Menurut Siswandono(2016),pengelompokan antihistamin adalah sebagai berikut:
1.   Antagonis-H1
      Antagonis-H1 sering pula disebut antihistamin klasik atau antihistamin-H1,adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Diklinik digunakan untuk mengurangi gejala alergi,selain itu juga sebagai anti emetik,anti mabuk,anti  parkinson,anti batuk,sedatif,anti psikotik dan anestesi setempat. 
2.  Antagonis H2
Antagonis-H2 adalah senyawa secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi lambung
3.  Antagonis-H3 
Sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan kardiovaskular, pengobatan alergi dan kelainan mental.

PERMASALAHAN
1. Bagaimana efek samping dari antihistamin?
2. Bagaimana kontra indikasi  antihistamin pada antagonis H1 dan antagonis H2 ?
3. Bagaimana obat dari antihistamin bekerja untuk mengobati reaksi alergi ?

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,S.2016.Farmakologi Dan Terapi Edisi 6, Departemen Farmakologi dan  
             Terapeutik FKUI,Jakarta.
Sari,F dan S.W.Yenny.2018.Antihistamin Terbaru Dibidang Dermatologi.Jurnal Kesehatan
Andalas.7(4).
Siswandono.2016.Kimia Medisinal Edisi Kedua,Airlangga University Press,Surabaya.

10 komentar:

  1. Saya akan menjawab pertanyaan no 1 :
    Efek Samping Antihistamin adalah:
    • Efek samping utama yang sering terjadi adalah mengantuk ,sakit kepala, gangguan psikomotor, dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna.
    • Efek samping lain yang jarang dari antihistamin termasuk hipotensi, efek ekstrapiramidal, pusing, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angio-edema, dan anafilaksis, ruam kulit, dan reaksi fotosensitivitas), kelainan darah, disfungsi hepar dan glaukoma sudut sempit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawaban nya sudah cukup bagus,namun sebaiknya di jelaskan lebih detail lagi mengapa efek-efek tersebut bisa terjadi,seperti efek samping utama adalah mengantuk,yaitu dikarenakan senyawa antihistamin dalam otak akan mengalir ke otak dan mengganggu kesadaran sehingga cenderung menimbulkan rasa kantuk tersebut.

      Hapus
  2. Saya akan menjawab permasalahan no 3 :
    Cara Kerja obat antihistamin dalam mengatasi alergi yaitu sebenarnya, alergi adalah respon kekebalan tubuh terhadap zat asing. Zat asing ini (bisa berupa debu) akan bersentuhan dengan sel di selaput lendir pada hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru, perut, atau usus, kemudian akan memicu pelepasan histamin. Histamin adalah protein yang menyebabkan semua gejala yang ada pada saat mengalami alergi. Untuk mengatasi gelaja tersebut, maka diperlukan antihistamin yang bekerja menghambat aktivitas histamin, sehingga akan menghentikan reaksi alergi.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2,kontra indikasi antihistamin pada antagonis H1 dan antagonis H2 yaitu
    -Antagonis H1:Hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural, bayi baru lahir atau premature, ibu menyusui, narrow-angle glaucoma, stenosing peptic ulcer, hipertropi prostat simptomatik, bladder neck obstruction, penyumbatan pyloroduodenal, gejala saluran napas atas (termasuk asma), pasien yang menggunakan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), dan  pasien tua. 
    -Antagonis H2 : Hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural. 

    BalasHapus
  4. Assalamua'laikum amalia, saya nurul nih mencoba nanyak. Apakah obat antihistamin ada toksisitasnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam kak nurul,saya akan mencoba menjawab pertanyaan kak.Obat antihistamin memiliki toksisitas seperti depresi pada permulaan kemudian eksitasi dan akhirnya depresi sistem saraf pusat(SSP) lebih lanjut

      Hapus
  5. baiklah saya akan menjawab pertanyaan nomor 1, bahwa efek samping dari histamin adalah dapat menyebabkan kantuk, pusing, ada rasa kering pada mulut dan tenggorokan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawaban nya sudah cukup bagus,namun sebaiknya di jelaskan lebih detail lagi mengapa efek-efek tersebut bisa terjadi,seperti efek samping utama adalah mengantuk,yaitu dikarenakan senyawa antihistamin dalam otak akan mengalir ke otak dan mengganggu kesadaran sehingga cenderung menimbulkan rasa kantuk tersebut.

      Hapus
  6. Terimakasih atas artikelnya,sangat bermanfaat sekali🙏

    BalasHapus
  7. Terimakasih...artikelnya sangat membantu dan bermanfaat😊😊

    BalasHapus